Halaman

Senin, 21 Juli 2014

Memahami Totalitas, dari Bintang untuk FULDKT…

Kader adalah rahasia kehidupan berbagai umat. Sejarah umat adalah sejarah para kader yang militan dan memiliki kekuatan jiwa serta kehendak. Sesungguhnya kuat lemahnya suatu umat diukur dari sejauh mana kesuburan umat tersebut dalam menghasilkan kader-kader yang memiliki sifat-sifat ksatria

Kaderisasi begitu identik dengan kader. Dimana peran kader begitu dominan untuk suatu pergerakan dakwah. Dari situlah kita mendapat amanah untuk menghasilkan kader-kader yang nantinya siap untuk meneruskan estafet dakwah ini. Menghasilkan kader yang memiliki sifat militan dan ksatria tidaklah mudah. Perlu tempaan yang bertubi sehingga nantinya ia layak disebut kader militan dan ksatria.

Kader Militan dan Ksatria… kita berada di jalan dakwah ini adalah karena kita yang membutuhkan dakwah bukan dakwah yang membutuhkan kita, maka awali semua kegiatan kita dengan niat yang ikhlas, hati yang bersih dan tujuan kita hanya Allah, teruslah menunjukkan bahwa Islam rahmatan lil alamin. Seperti kata Umar bin Khathab r.a., “Keagungan seseorang akan ditentukan oleh keagungan tujuannya.” Tujuan yang agung hanya akan lahir dari hati yang agung. Hati yang agung adalah hati yang senantiasa menunjukkan kemuliaan.

Berawal dari sebuah niat kemudian bentuklah suatu totalitas diri. Totalitas yang seharusnya kita berikan ketika kita berani mengambil jalan ini. Jalan yang penuh duri dan penuh perjuangan untuk mampu bertahan didalamnya. Kaderisasi adalah sebuah totalitas. Totalitas memberi, totalitas memahami, totalitas perhatian, totalitas perencanaan, totalitas pengerjaan, totalitas kontrol, totalitas evaluasi, dan totalitas melayani karena sesungguhnya kita adalah pelayan ummat. Bagaimana kita mampu menjadi pelayan ummat ketika kita masih belum bisa memahami totalitas. Kita harus mampu memberikan yang maksimal, kita harus memahami kondisi medan dakwah dengan baik agar mampu menyumbangkan apa yang kita miliki, harus totalitas perhatian dengan segala hal yang terjadi di jalan ini. mampu membuat perencanaan yang matang, mengerjakan segala sesuatunya dengan disiplin, melakukan mengontrolan dengan baik serta mengevaluasi dengan cerdas apa yang sudah kita lakukan.

“Secara sederhana, kita bisa menyebut bahwa proses perubahan sejarah kehidupan manusia adalah sebuah proses yang membutuhkan peran. Bahwa kehidupan ini seperti skenario peran-peran yang memerlukan aktor untuk memainkannya. Sebuah situasi kemanusiaan tidak akan berubah kecuali ketika manusia itu melakukan dan mengusahakan perubahan. Nasib manusia tidak akan berubah kecuali manusia itu berusaha mengubahnya”.

Totalitas Kaderisasi dilaksanakan oleh semua jenjang baik itu penataan, perekrutan, pembinaan,dan penjagaan. Bagaimana kita akan melakukan penataan, bila tim kita tidak solid. Maka bangunlah semua atas dasar kekeluargaan. Hubungan dalam suatu gerakan dakwah adalah keluarga, bangun ikatannya agar terasa ukhuwah didalamnya. Perekrutan harus kita lakukan dengan cara yang “cantik” agar mampu mengajak yang lain bersama-sama memperbaiki diri. Pembinaan adalah inti dari sebuah kaderisasi, dimana dari pembinaan itu kita mampu mencetak kader-kader yang militan dan ksatria. Dan yang terakhir adalah penjagaan, dimana kita harus saling melakukan penjagaan satu sama lain agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, suatu bentuk usaha mencari takdir yang lebih baik.

Coba renungkan…

Bagaimana kita akan memberikan yang terbaik untuk dakwah, ketika diri kita sendiri pun masih belum mampu hadir sepenuhnya dalam jalan ini. jalan ini bukanlah jalan para malaikat tetapi disini kita melakukan proses belajar bersama untuk nantinya bersama-sama berkumpul di jannahNya. Saya katakan proses belajar karena disinilah kita mengembangkan seluruh potensi yang kita miliki, belajar mengonsep, belajar merealisasikan konsepan kita, belajar bekerja sama, belajar memahami satu sama lain sehingga pada akhirnya kita mampu mencapai mimpi bersama itu.

Ingat kawan…totalitas kaderisasi disini membutuhkan perhatian yang penuh… baik dalam hal waktu, ruh, jasad, tenaga, dan materi.

Amanah terbebankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebagai keluhan, ketidaktrimaan, terlebih surut langkah kebelakang. Ini barulah awal, konsekuensi syukur atas keberlimpahan nikmat yang Alalh berikan dibanding yang lain. Sebagai bukti keikhlasan dan kebenaran iman hanya mengharap keridhoan-Nya. Wahai diri sambutlah seruanNYA dengan kegembiraan. Allah Maha Tahu bahwa kau sanggup melampauinya. Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan. (KH. Rahmat Abdullah)

Teruntuk keluargaku, Bintang FULDKT… Totalitas itulah yang harus kita jalankan peran-perannya. Berusaha saling menguatkan satu sama lain, ketika yang lain mulai lemah maka kuatkan setiap jiwa yang mulai lemah itu. Saling memahami dan saling mengenal satu sama lain. Buatlah ini sebagai suatu rangkaian pendewasaan untuk kita. Berjalan bersama untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Kita disini saling belajar agar nantinya ketika keluar dari madrasah “kehidupan” ini,, kita menjadi pribadi yang lebih baik. Jadikan setiap prosesnya adalah sebagai pendewasaan untuk diri. Kita harus solid dan berusaha memberikan yang terbaik… karena diluar sana… banyak yang menanti kerja-kerja nyata kita… Ukhuwah itu saling menguatkan… percayalah dengan dekapanNya… kita akan mampu membawa FULDKT lebih baik lagi… Keluargaku…rapatkan barisan ini dan mari kita buat perubahan^^

“Kita bekerja bukan untuk memenuhi obsesi pribadi, melainkan karena ibadah. Kita harus ikhlas menjalani seluruh amal baik. Karena proyek Allah, akan dibiayai Allah. Manusia hanya menjalankannya”

Lakukanlah segala ibadah dengan cinta, karena…

“Cinta menghilangkan segala rasa sakit” ( KH. Rahmat Abdullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar