Halaman

Kamis, 07 November 2013

Sabar dan Ikhlas atas Ketidakbaikkan Orang pada Qta

Sebenarnya kata ikhlas dalam judul tulisan ini lebih tepat jika diganti dengan kata ridho (tanpa rhoma). Tapi karena kita lebih familiar dengan kata tersebut, jadi saya menggunakannya. Bagi sebagian (tidak semua) pembaca mungkin akan berkata, "Kebetulan nih, kok bisa tahu saya sedang mengalami yang kayak gini?" | Iya lah, kelihatan dari auranya. Aura derita, hehe..... Nggak, bercanda. Kita punya masalah masing-masing yang saya sendiri juga nggak tahu. Saya bukan dukun, bukan dukun peramal apalagi dukun pijat. Tak ada yang kebetulan. Ini terjadi atas izin Allah. Dan ini bukan suatu hal yang asing. Dalam keseharian terkadang kita temui orang yang berbuat nggak baik kepada kita. Apakah saat ngadepin pimpinan/bawahan, dosen, dalam pergaulan dengan teman-temannya, pacarnya, mantannya (mantan majikan), dan lain sebagainya. Namanya juga hidup. Dan dalam hati timbul kekesalan, kekecewaan, kemarahan, dan semacamnya. Memang wajar, namanya juga manusia. Tapi apa baik menyikapinya dengan demikian secara berkelanjutan dengan pembelaan "saya kan manusia, biasalah banyak salah"? Alangkah baiknya jika bersikap lapang, ridho, sabar, dan bertindak sesuai kadar yang diperlukan | Berarti harus sabar diam gt? | Bukan, sabar itu belum tentu diam. Sabar itu melakukan apa yang harus dilakukan dan tidak melakukan apa yang tidak boleh dilakukan. Kalau misal ada orang yang berbuat nggak baik, dia minta maaf, meskipun sebenarnya ngeselin, sakit, ya udah maafin aja. Tapi kalau masih belum ada tanda-tanda tobat dan kita udah tau dia masih akan berbuat buruk, maka tolong dia agar ia tidak berbuat buruk. Dan caranya disesuaikan, yang saya yakin teman-teman lebih tau. Bisa menunjukkan dengan sikap/ body language, diingetin dengan perkataan yang baik, dan selanjutnya. Kalau perbuatan buruknya ringan, ya pencegahannya biasa saja jangan dibesar-besarkan. Kalau perbuatannya udah melampaui batas, ya disesuaikan dengan tingkatan keadaannya| Teori sabar dan ikhlas (ridho) memang gampang, tapi prakteknya susah | Oke jangan mencari pembelaan diri dulu. Susah bukan berarti tidak bisa. Cek this out |

Jika ada orang lain berbuat buruk kepada kita maka hal itu terjadi atas izin Allah. Tidak ada kejadian sekecil apapun yang terjadi kecuali atas izin Allah. Kalau direnungi, orang lain tersebut memang salah, tapi kenapa yang diperlakukan nggak baik olehnya kok kita yang kena? Kan masih banyak orang lain? Karena di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Jika Allah mengizinkan terjadi kepada kita, pasti terjadi kepada kita. Maka yang kita fokuskan adalah tobat. Allah mengizinkan hal itu terjadi kepada kita, jangan-jangan karena kita punya banyak dosa kepada Allah. Misal, ada orang buang kulit pisang sembarangan. Kita nggak tau, pas jalan, tiba-tiba kepleset. Langsung inget,"ini orang emang salah buang sampah sembarangan, tapi kok bisa saya yang kepeleset? Padahal kalau tadi jalan ke kiri sedikit aja kan nggak jatuh gini. Hmm... astaghfirullah....iya,iya. Saya sendiri suka buang sampah sembarangan. Hmm... ternyata gini ya salah satu akibat buang sampah sembarangan. Bisa mencelakakan orang lain. Alhamdulillah, untung diingetinnya hanya kulit pisang. Nggak kebayang kalau kulit durian. Kalau kepeleset terus jatuh duduk tepat di atas kulit durian pasti rasanya akan jadi.... mantap. Berarti saya harus lebih peduli tentang kebersihan diri dan lingkungan nih" 

Maka yang difokuskan jika terjadi hal tersebut adalah "semua yang terjadi atas izin Allah" dan buanglah fikiran menyalah-nyalahkan orang lain. "Dia seharusnya begini, seharusnya bukan begitu. Ngapain dia berbuat demikian. Dia blablabla......#%$^&#$%^*" hingga lupa bahwa kita sebenarnya juga sering berbuat salah. Memikirkan kesalahan orang lain dengan kebencian itu nggak ada gunanya, hanya bikin hati makin nggak tenang. Dan kesalahan yang dilakukan orang lain itu bukan urusan kita. Tapi urusan dia (urusan kita masing2) dengan Allah. Karena setiap orang akan mendapat dari apa yang diperbuatnya. Kalau kita suka berbuat baik, maka balasannya pasti akan mendapat banyak kebaikan pula. Pasti. Allah Maha Mengetahui perbuatan baik sekecil apapun yang kita lakukan. Dan pasti dibalas meskipun melakukan perbuatan baik sebesar zarah pun. | Jadi kita harus berbuat baik sebesar zarah ya, bro? | Ya nggak gitu, kalau bisa harus jauh lebih banyak dari itu. | Ya maksudku meskipun berbuat sebesar zarah tapi diperbanyak, kan jadinya gede bro | Pinter aja lu ngeles | Bukannya yang pinter ngeles itu kamu ya, bro? | Eh.... lihatlah langit ada rembulan yang cahayanya menyinari bumi *nunjuk bulan*

Nah, jika udah mulai nerima apa yang terjadi, maka maafkanlah orang tersebut. | Ngapain maafin dia? Nggak lah | Udah lah maafin aja. Sebenarnya memaafkan orang lain selain kebaikannya untuk orang tersebut, juga untuk diri sendiri. Apa kita sendiri orang suci? Selama ini kita juga sering berbuat salah kepada orang lain dan banyak dosa kepada Allah. Bukankah senang jika kita diampuni juga oleh Allah? Mendapat ampunan dari Allah itu bener-bener keberuntungan. Kemurkaan-Nya yang seharusnya pasti akan menimpa kita nggak jadi karena Allah udah mengampuni.

"Hendaklah mereka memberikan pengampunan dan kelapangan dada. Tidakkah engkau semua senang jikalau Allah memberikan pengampunan pula kepadamu?" (an-Nur: 22)

Selain memaafkan orang tersebut, maka do'akan lah untuk orang tersebut | Saya udah do'akan dia kok | Apa do'anya? | Berdo'a semoga dia mendapat balasan yang setimpal dan semoga perbuatan buruknya dibalas secepatnya, secepat seseorang membalas BBM gebetannya| Maksudku bukan do'a seperti itu. Udah pake kata "setimpal", pake kata "secepatnya" lagi. Kedengarannya kok kurang nyaman dan rada sadis (Backsound: Afgan - Sadis). Ya itu hak kita sih kalau memang mau berdo'a begitu. Tapi yang saya maksud, berdo'alah agar Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya termasuk yang dilakukan kepada kita, juga berdo'a agar Allah membimbing dia untuk menjadi orang yang baik. Sebenarnya orang yang berbuat nggak baik itu kasihan. Karena perbuatan buruk yang dilakukan yang mungkin seolah remeh baginya, tapi balasannya dari Allah bukan adzab yang remeh. Mau lari dan sembunyi ke mana pun, pasti kena dia. Alam semesta ini semua adalah kerajaan Allah. Kalau nggak terbalas di dunia, di akhirat jadi lebih berat lagi. Bukan hanya orang lain, tapi kita sendiri juga. Maka selain berdo'a memohon ampunan untuk diri sendiri, juga memohon ampunan untuk orang lain . Berdo'a untuk diri dan orang yang kita cintai itu biasa, tapi berdo'a kebaikan untuk orang yang udah berbuat buruk kepada kita, itu baru (y) karena butuh kebesaran hati untuk melakukannya. Nah, Allah suka pada orang yang bersikap besar hati. Itulah kenapa kita bersikap demikian, biar Allah makin cinta ke kita. Kalau Allah udah ridho ke kita, udah, hidup jadi bahagia aja bawaannya. Di dunia selamat, di akhirat enak, Insya Allah.

Jadi, perlukah bersikap marah-marah, dendam, emosi, dsb saat ada orang berbuat buruk kepada kita? Awal-awal memang wajar timbul perasaan demikian, manusiawi. Tapi sebenarnya ini adalah "pintu surga" bagi orang yang menyikapinya dengan baik. Ini kesempatan untuk mendapat karunia-Nya yang besar. Kalau pandangan hati kita "switch" ke Allah, keridhaan Allah, kebahagian akhirat, hati jadi lebih adem. Kayak api nyala terbakar lalu disiram air, jadi reda dan nyaman. Kita nggak disuruh untuk membuat hati ini jadi sabar dan ikhlas sendirian. Hati ini punya Allah dan berada dalam kekuasaan Allah. "Saya sabar, saya sabar, saya ikhlas" nggak perlu maksain gini. Terkadang ada yang komat kamit dengan ucapan tersebut tapi yang terjadi hatinya malah tidak demikian. Jadi, jangan mengandalkan kemampuan diri. Tapi lakukan/ sikapi hal dengan perbuatan yang Allah senengin (beberapa di antaranya yang ditulis di atas) dan berdo'a agar diberi kesabaran dan ridho dalam menjalani apa yang Allah tentukan. Allah denger nggak ya do'a kita? Tentu karena Dia Maha Mendengar. Apa Allah berkuasa mengabulkan do'a kita? Tentu, Dia Maha Mengabulkan do'a. Nanti Allah yang akan membuat hati kita lapang, sabar, dan ikhlas (ridho). Hidup bakal nyaman karena hati jadi lebih bersih. Semuanya dimaafkan, hatipun jadi lapang, Insya Allah. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan menghapus segala kesalahan kita semua dan masuk surga bareng-bareng, termasuk dengan orang yang pernah berbuat nggak baik kepada kita. Aamiin....

"Dan orang-orang yang suka memaafkan kepada orang banyak dan Allah itu mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (Ali-Imran: 134)

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, (Al Israa': 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar