Halaman

Senin, 05 Januari 2015

Gombalisasi Aktivis Dakwah

Hal yang sangat menarik untuk diamati dalam dunia dakwah adalah menyimak romantika cinta di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa aktivis yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya sih begituuuu...

Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini..

Dari pengamatanku, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal.

Oh .. Nooooooooooooo!! . Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan.

Yuukk….Kita simak salah satu contoh SMS gombal ini..

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah.. dari seorang ikhwan, bunyinya:

”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan: “Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya..

”Nah Looo!! makin panjang deh ceritanya.. hihihi.. :p

Coba dirasa-rasakan, apa SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud.. tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya..

Makanya.. ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja.. kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan.. ingat dia, mau tidur.. ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus.. siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian.. bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel Ayat-ayat cinta itu loh.. (korban novel & film) hehe.. Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh.. coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Dan juga.. jangan asal balas SMS, apalagi dengan sms gombal.

Ini nih contoh balasan yang ngegombal..

Akhwat : “Ane pengin rihlah, ke syurga..”
Ikhwan : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani, meski taruhannya jiwa ini..”
(He..he..he.. peace Ukhti ^_^ )
prikitiwww ………………….

Akhwat: “Assalamualaikum. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..” (hohooo...)

Ikhwan: “Waalaikumussalam.. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm.. ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…” (Halaaahhh... gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:

 “Assalamualaikum.. Wah.. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi..”

“Assalamu‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti..”

“ ..Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti..”

Huh..!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong.

So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagi bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih.. puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukh.. jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antum tidak suka terombang-ambing kan? Antum lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antum dengan datang ke orang tua Antum. Itu.. baru deh oke. Waspadalah.. waspadalah.. (udah kaya bang napi aja yee.. hihihi).
saya menyampaikan artikel ini bukan karena saya telah sempurna dari hal-hal tersebut, hampir setiap kita kadang menikmati hal-hal tersebut, beruntunglah bagi yang belum pernah dan terus menjaga diri dari hal2 tersebut.. semoga kita semua tetap terus dan berusaha menjaga iffah kita.. aamiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar